Konsep Anomali Residual dan Regional Pada Metode Gravitasi
Gravitasi yang diukur dalam metode gravitasi adalah gravitasi dari seluruh benda dari permukaan hingga benda yang sangat dalam. Padahal, dalam beberapa eksploasi, misal eksplorasi mineral dan geothermal, kedalaman yang diinginkan ga dalam-dalam banget mungkin hingga kedalaman -4000 m. Karena itulah dibuat konsep dua benda anomali, yaitu benda anomali dalam atau Regional dan benda anomali dangkal atau Residual.
Konsep Anomali Regional dan Residual pada Metode Gravitasi
Ga hanya masalah kedalaman target, terkadang benda-benda anomali dalam memiliki nilai anomali yang besar dan mendominasi nilai CBA. Hal ini menyebabkan anomali dari benda-benda dangkal yang akan dieksplorasi justru ga begitu kelihatan karena dominannya pengaruh benda regional. Berikut ini ada ilustrasi yang menarik dan mudah dimengerti dari pburnley.
a. Konsep Benda Residual dan Regional. pburnley |
Gambar di atas adalah ilustrasi yang menunjukkan keberadaan sebuah benda anomali berbentuk lingkaran di dekat permukaan, dan grafik di atasnya menunjukkan nilai gravitasi yang terukur. Di bawah benda anomali terdapat sebuah basement granit dengan beda densitas 0.2 g/cc, sedangkan benda anomalinya memiliki densitas 0.5 g/cc. Basement granit memiliki bentuk miring, dengan bagian kiri lebih tinggi dibandingkan bagian kanan.
Menurut teori seharusnya benda anomali di atas menunjukkan anomali gravitasi tinggi dengan pusat bendanya sebagai puncak anomalinya. Akan tetapi justru anomali yang muncul mirip seperti bentukan basement granit dengan sedikit jendolan di jarak 0 m yang merupakan posisi horizontal dari benda anomali. Anomali ini menunjukkan kalau respon gravitasi dari granit mendominasi nilai gravitasi yang terukur. Walaupun terdapat jendolan kecil, anomali seperti ini kurang merepresentasikan benda anomali, apalagi bendanya memiliki perbedaan densitas yang cukup tinggi.
Karena itulah perlu dipisahkan antara benda regional dan benda residualnya. Dimensi granit dan densitasnya diketahui, kemudian dilakukan forward modelling untuk melihat respon gravitasinya. Kurang lebih respon gravitasi dari granit seperti gambar di bawah ini.
b. Anomali Benda Regional |
Benda regional biasanya homogen, dan menghasilkan pola anomali gravitasi yang mirip dengan pola benda itu sendiri, seperti pada gambar b. Untuk mendapatkan respon anomali permukaan/residual, anomali total pada gambar a. harus dikurangi dengan anomali regional (gambar b.). Sehingga didapatkan anomali benda residual seperti di bawah ini
c. Anomali Benda Residual |
Anomali residual yang dihasilkan adalah anomali tinggi dengan posisi puncak anomalinya pada jarak 0 m, sama dengan pusat dari benda anomali pada gambar a. Nah, barulah pola seperti ini sesuai dengan anomali gravitasi yang seharusnya dihasilkan oleh si benda anomali. Jika anomalinya jelas seperti ini, barulah dapat diidentifikasi keberadaan benda anomalinya.
Penjelasan di atas sebatas penjelasan menggunakan sebuah model. Pada kondisi nyata data real, bentukan basement dan densitasnya tidak diketahui secara pasti sehingga ga bisa dimodelin seperti contoh di atas. Penentuan anomali regionalnya dapat dilakukan menggunakan berbagai macam tekhnik, contohnya low pass filter dan trend surface analysis, tergantung kebutuhan dan yang sesuai dengan data lapangan.
Yang jelas, anomali residual perlu dicari agar anomali benda-benda dangkal dapat lebih kelihatan dan memudahkan interpretasi. Sementara untuk penentuan anomali residualnya dilakukan dengan mengurangi data anomali total menggunakan data anomali regional.
Posting Komentar untuk "Konsep Anomali Residual dan Regional Pada Metode Gravitasi"