Macam-macam Nilai Koefisien Korelasi
Daftar Isi | |
---|---|
1. | Matriks Koefisien Korelasi |
2. | Rentang Nilai Koefisien Korelasi |
3. | Korelasi Data Positif |
4. | Korelasi Data Negatif |
5. | Korelasi Data 0 |
Pada artikel korelasi antar data numerik, sedikit banyak telah dibahas apa itu korelasi dan bagaimana cara menghitungnya. Termasuk salah satunya menghitung korelasi data numerik secara kuantitatif menggunakan koefisien korelasi.
Kali ini akan dibahas lebih banyak tentang koefisien korelasi, bagaimana koefisien korelasi berhubungan dengan pola data.
Matriks Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi dari 2 variabel numerik dapat dihitung menggunakan numpy.corrcoef(). Method tersebut tidak menghasilkan satu nilai, tapi menghasilkan matriks 2 x 2 seperti di bawah ini.
[0.6757 1.]]
Misalkan matriks diatas diberi nama matriks C. Maka, masing-masing elemen nya memiliki nilai berikut ini:
- C11, atau pojok kiri atas merupakan koefisien korelasi antara variabel pertama dengan variabel pertama. Karena yang dihitung adalah korelasi antara dirinya sendiri maka nilainya 1.
- C12 & C21, pojok kanan atas dan kiri bawah, nilainya sama dan nilai mutlaknya < 1. Nilai ini adalah korelasi antara variabel 1 dan variabel 2. Nilai inilah yang dipakai.
- Sisanya, C22, sama seperti C11 merupakan korelasi variabel 2 dengan dirinya sendiri.
Rentang Nilai Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi memiliki nilai antara 0 hingga 1, atau 0 hingga -1. Artinya, baik positif maupun negatif, korelasi akan semakin bagus jika mendekati nilai 1. Korelasi koefisien yang sempurna bernilai -1 atau 1.
Nilai negatif (-) dan positif (+) menunjukkan pola dari korelasi data. Apakah kedua data saling menguatkan, atau malah saling melemahkan.
Bagaimana dengan nilai 0? Nilai ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi atau hubungan antara variabel 1 dan variabel 2.
Korelasi Data Positif
Korelasi data positif, misal +0.7, artinya data berkorelasi positif. Bisa dibilang juga kalau data saling menguatkan. Artinya, ketika variabel 1 nilai nya bertambah, maka variabel 2 juga bertambah.
Misal, variabel 1 adalah total belanja, variabel 2 adalah uang tip yang diberikan. Secara umum, semakin banyak total belanja maka akan semakin banyak uang tip yang diberikan. Entah karena si pembeli punya lebih banyak uang, atau sebagai imbalan untuk mengangkut banyak barang.
Ketika diplot pada scatter plot, titik-titiknya akan mengalami pola naik seperti di bawah ini.
Karena data nya saling menguatkan, ketika yang satu naik yang lain pun naik, maka grafik yang terbentuk memiliki pola naik.
Korelasi Data Negatif
Berbeda dengan sebelumnya, data yang berkorelasi negatif artinya data saling melemahkan. Ketika variabel 1 nilainya naik, justru variabel yang lain nilainya turun. Karena itu, nilai koefisien korelasinya pun memiliki tanda negatif (-), misal -0.6.
Contoh dari data yang memiliki korelasi negatif adalah waktu olahraga dengan berat bedan. Pada umumnya, semakin banyak orang berolah raga maka semakin rendah berat badannya.
Karena saling melemahkan, data dengan korelasi negatif akan memiliki pola seperti pada grafik di atas.
Posting Komentar untuk "Macam-macam Nilai Koefisien Korelasi"