Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konfigurasi TE dan TM Metode Magnetotelluric

Magnetotelluric  merupakan metode geofisika yang ampuh untuk memetakan resistivitas bawah permukaan bumi. Perubahan medan magnet dan medan listrik di permukaan bumi diukur untuk mendapatkan nilai tersebut. Data awal yang diperoleh berupa besar medan tersebut ketika waktu tertentu atau biasa disebut sebagai data time series. Namun, data MT lebih sering disajikan dalam bentuk selanjutnya, yaitu apparent resistivity, yang merupakan kurva Resistivitas terhadap Frekuensi. Kurva tersebut analog dengan kurva resistivitas terhadap kedalaman, karena nilai frekuensi dapat merepresentasikan kedalaman, dan nantinya akan diubah kedalam domain kedalaman.

Pada umumnya, terdapat 2 kurva dalam 1 data MT, seperti pada Gambar. 1. Kedua kurva tersebut diberi nama kurva TE (Transfers Electric) dan TM (Transfers Magnetic).

Gambar 1. Contoh Kurva Apparent Resistivity

Mungkin yang pertama kali terbayang ketika melihat kurva tersebut adalah, kenapa harus ada 2 kurva dengan nilai yang berbeda padahal data tersebut berada di tempat yang sama? Bukannya harusnya variasi resistivitas terhadap kedalamannya sama?. Ternyata, kedua kurva tersebut digunakan untuk mendeteksi atau merepresentasikan perubahan resistivitas pada arah lateral atau arah mendatar. Perbedaan resistivitas tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti perubahan litologi, keberadaan struktur geologi, dan vertical contact.

Jika hanya menggunakan 1 kurva, maka variasi lateral tidak akan dapat dideteksi. Karena naik turunnya kurva tersebut hanya merepresentasikan resistivitas terhadap kedalaman. Sedangkan dengan menggunakan 2 kurva, dapat dianalisis keberadaan variasi resistivitas pada arah horizontal. Rapat renggangnya jarak antara kurva TE dan TM dipengaruhi oleh seberapa besar perbedaan serta pola resistivitas lateralnya. Hal tersebut akan dibahas pada sesi selanjutnya.

Gambar 2. Konfigurasi TE & TM (Simpson & Bahr, 2005)

Konfigurasi TE dan TM pada awalnya digunakan untuk pendekatan bumi 2D, atau bumi dengan perbedaan resistivitas lateral pada satu arah saja, sedangkan pada arah yg lain sama (Gambar. 2). Medan magnet dan medan listrik diukur pada arah x dan y. Kedua arah tersebut dapat diarahkan ke mana saja, namun pada umumnya x diarahkan ke utara-selatan, sedangkan y arah timur-barat untuk memudahkan proses akuisisi data. Namun, pada pendekatan bumi 2 dimensi, sumbu x harus diarahkan sejajar dengan geoelectric strike biasanya sejajar dengan struktur geologi utama, sedangkan sumbu y diarahkan tegak lurus terhadapnya, seperti ada Gambar. 2. Geoelectric strike merupakan sebuah struktur dimana pada arah sejajar struktur tersebut nilai resistivitasnya homogen. Untuk mengubah arah sumbu x dan y digunakan teknik rotasi terhadap data MT.

Ketika kedua sumbu sudah dirotasi sesuai arah strike, maka akan terdapat 2 kemungkinan medan magnet atau medan listrik akan sejajar atau tegak lurus terhadap geoelectric strike. Konfigurasi TE terjadi ketika medan listrik E sejajar dengan struktur tersebut, sedangkan medan magnet B tegak lurus. Sedangkan konfigurasi TM sebaliknya, medan magnetnya sejajar dengan geolectric strike sedangkan medan listriknya tegak lurus.


Untuk memudahkan dalam mengingatnya, frase yang harus dihapal adalah “sejajar dengan arah strike.” Kemudian tinggal ditambahkan medan listrik atau medan magnetnya. Pada konfigurasi TE karena E itu Electric dan berhubungan dengan medan listrik, maka pengertian TE adalah “Medan Listrik sejajar dengan arah strike.” Kemudian yang kedua TM, karena M itu Magnetic dan berhubungan dengan medan magnet, maka pengertian TM adalah “Medan magnet sejajar dengan arah strike.”           


Referensi :

Simpson, F. and Bahr, K. (2005). Practical Magnetotellurics

Posting Komentar untuk "Konfigurasi TE dan TM Metode Magnetotelluric"