Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apparent Resistivity & Fase : Pengertian dan Hubungan

Data MT pada umumnya ditampilkan dalam bentuk kurva apparent resistivity dan fase pada domain frekuensi. Kedua kurva tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.

Apparent resistivity merupakan resistivitas yang dihitung dari nilai medan listrik dan medan magnet dalam domain frekuensi. Karena frekuensi berkorelasi dengan kenalaman, apparent resistivity dapat digunakan untuk merepresentasikan lapisan bawah permukaan bumi. Contoh apparent resistivity dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva atas merupakan kurva apparent resistivity vs frekuensi, sedangkan kurva bawah menunjukkan fase vs frekuensi.

Gambar 1. Contoh Kurva MT

Pada gambar tersebut, sumbu y menunjukkan nilai apparent resistivitas sedangkan sumbu y menunjukkan nilai frekuensi. Frekuensi tinggi berkorelasi dengan kedalaman dangkal, sedangkan frekuensi rendah sebaliknya. Dari kiri kanan, dapat diinterpretasikan sebagai resistivitas dari permukaan menuju kedalaman tertentu. Di dekat permukaan nilai resistivitas sekitar 50 Ohm.m. Kemudian semakin kedalam (ke kanan) nilai resistivitasnya menurun hingga 10 Ohm.m. Lebih dalam lagi nilainya naik hingga 100 Ohm.m. Secara umum dapat diinterpretasikan bahwa terdapat 3 lapisan pada tempat dimana data tersebut diukur.

Apparent resistivity hanya dapat menggambarkan trend resistivitas bawah permukaan dan kira-kira ada berapa lapisan saja. Nilai resistivitasnya bukan merupakan nilai resistivitas asli dari bawah permukaan. Nilai tersebut nilai resistivitas semu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lapisan sebelum dan sesudahnya, serta efek static shift. Untuk mendapatkan nilai resistivitas bawah permukaan yang sesungguhnya, perlu dilakukan inversi terhadap data MT.

Fase menunjukkan perbedaan fase antara medan magnet dan medan listrik pada data MT. Pada keadaan normal, kedua medan tersebut memiliki fase yang sama, hanya arahnya saja yang tegak lurus. Ketika medan magnet berdifusi ke dalam permukaan bumi dan menginduksi medan listrik, fasenya berbeda dengan fase medan listrik yang muncul. Hal tersebut disebabkan oleh proses atenuasi dan jeda waktu ketika medan magnet berdifusi.

Medan magnet akan mengalami atenuasi, atau mengalami penurunan amplitude ketika melewati medium konduktor. Hal tersebut menyebabkan, amplitudo medan listrik hasil induksi tidak sebesar medan magnet di permukaan (sebelum berdifusi ke dalam bumi) (Simpson & Bahr, 2005). Semakin konduktif maka semakin berkurang amplitudonya, sehingga beda fase nya membesar. Begitu pun sebaliknya.

Selain teratenuasi, medan magnet membutuhkan waktu untuk mencapai lapisan tertentu ketika berdifusi (Simpson & Bahr, 2015). Sama seperti sebelumnya, medan magnet yang diukur adalah medan magnet di permukaan, sedangkan medan listrik yang terukur muncul beberapa saat setelah medan magnet berdifusi. Jeda waktu tersebut menyebabkan perbedaan posisi perambatan masing-masing medan dan muncul beda fase.


Trend kurva apparent resistivity dan fase memiliki keterkaitan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ketika trend resistivitas meningkat maka trend fasenya menurun. Begitu juga ketika trend resistivitasnya menurun, trend fasenya meningkat. Hubungan tersebut dapat digunakan untuk QC data, apakah data yang diproses sudah benar atau belum.

Referensi :

Simpson, F. and Bahr, K. (2005). Practical Magnetotellurics

1 komentar untuk "Apparent Resistivity & Fase : Pengertian dan Hubungan"